Laman

Selasa, 12 April 2011

Sosiologi Ekonomi

A. Pengertian Keterlekatan
Keterlekatan, menurut Granovetter (1985), merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor.
Konsep keterlekatan sebagai review merupakan alternatif konsep dalam memahami pemikiran tentang perilaku ekonomi yang sebelumnya telah berkembang dalam sosiologi dan ekonomi. Granovetter (1985) menemukan dalam literatur sosiologi dan ekonomi, perdebatan antara :
Kubu oversocialized, yaitu tindakan ekonomi yang kultural dituntun oleh aturan berupa nilai dan norma yang diinternalisasi. Kubu oversosialized, memandang bahwa semua perilaku ekonomi seperti memilih pekerjaan, melaksanakan profesi, menjual, membeli, menabung dan patuh terhadap segala sesuatu yang diinternalisasi dalam kehidupan sosial seperti nilai, norma, adat-kebiasaan dan tata kelakuan. Contoh, bekerja dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan, seperti juga pedagang lain. Namun bagi pedagang muslim tidak semua barang dan jasa bisa diperjual belikan, karena dia harus mempertimbangkan semua nilai dan norma agama Islam sebagai rujukan. Perilaku pedagang muslim yang menjadikan Islam sebagai rujukan dalam berdagang memperlihatkan bagaimana oversosialized terjadi dalam tindakan ekonomi.
Kubu undersosialized, yaitu tindakan ekonomi yang rasional dan berorientasi pada pencapaian keuntungan individual, dalam menentukan apa yang sebenarnya menuntun orang dalam perilaku ekonomi. Kubu undersosialized melihat kepentingan individu di atas segala-segalanya. Kubu ini tidak melihat ada ruang bagi pengaruh budaya, agama, dan struktur sosial terhadap tindakan ekonomi. Kubu ini memandang setiap tindakan ekonomi merupakan refleksi dari suatu pencapaian perolehan keuntungan pribadi. Jika keuntungan ada di depan mata maka seseorang akan meraihnya meski nilai dan norma adat atau agama melarang tindakan ekonomi tersebut. Sebaliknya jika kerugian akan diperoleh bila suatu tindakan dilakukan, maka ia akan menghindari untuk tidak melaksanakan tindakan tersebut. Misalnya, sesorang merasa yakin, berdasarkan pengalamannya selama ini, bahwa apabila dia menginvestasikan dananya kepada pedagang yang tidak dapat dipercaya maka ia akan tidak melakukannya, meski bujuk rayu dari pedagang tersebut begitu gencar dilakukan. Meskipun pedagang yang tidak bisa dipercayainya adalah keluarga besarnya, yang secara budaya, dia memiliki kewajiban moral membantunya.
Tindakan Ekonomi Menurut Ahli Sosiologi dan ekonomi Umumnya



B. Keterlekatan-ketidakterlekatan
Polanyi melihat bahwa ekonomi dalam masyarakat pra-industri melekat dalam institusi-institusi sosial, politik, dan agama. Ini bermakna bahwa fenomena seperti perdagangan, uang, dan pasar digerakkan oleh tujuan selain mencari keuntungan. Mekanisme pasar tidak dibolehkan untuk mendominasi kehidupan ekonomi; oleh sebab itu permintaan-penawaran bukan sebagai mekanisme pembentuk harga, tetapi merupakan suatu bentuk dari tradisi atau otoritas politik. Kehidupan ekonomi dalam masyarakat pra-industri diatur oleh resiprositas dan redistribusi. Sedangkan dalam masyarakat modern,”pasar yang menentukan harga” diatur oleh suatu logika baru, yaitu logika yang menegaskan bahwa tindakan ekonomi tidak melekat dalam masyarakat. Ini berarti bahwa ekonomi terstruktur atas dasar pasar yang mengatur dirinya sendiri dan secara radikal melepaskan dirinya dari institusi sosial lainnya untuk berfungsi menurut hukumnya, di mana tindakan ekonomi dituntun oleh pencapaian perolehan ekonomi yang maksimm.
Keterlekatan yang dialami oleh masyarakat pra-industri dan ketidakterlekatan yang berkembang pada masyarakat industri/modern, berdasarkan versi Polanyi, dapat dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Keterlekatan dan Ketidakterlekatan Tindakan Ekonomi dalam
Masyarakat Menurut Polanyi
Hubungan Keterlekatan Ekonomi dalam Organisasi Ketidakterlekatan Ekonomi dalam Organisasi
Ekonomi dan Komunitas Resiprositas : ekonomi melekat dalam hubungan antar suku yang berpusat pada kewajiban terhadap komunitas.
Redistribusi : ekonomi melekat dalam komunitas politik yang terpusat. Pasar : ekonomi tidak melekat pada komunitas melalui institusi-institusi seperti pasar dan hak milik pribadi.
Ekonomi dan Pemerintah Resiprositas : ekonomi melekat dalam proses pengaturan suku yang termaktub dalam adat.
Redistribusi : ekonomi melekat dalam aparat politik negara yang terpusat dan kerajaan yang terbentuk melalui control politik. Pasar : ekonomi tidak melekat pada pemerintahan melalui integritas legal dari individu dan perusahaan serta melalui kebebasan pasar dari dominasi politik.
Ekonomi dan Rumah tangga Resiprositas`: ekonomi maupun rumahtangga melekat dalam komunitas suku.
Redistribusi : ekonomi dan rumahtangga melekat dalam komunitas politik yang terpusat. Pasar : ekonomi tidak melekat pada rumahtangga dalam arti pemisahan ‘kerja” dan “rumah”,”pekerjaan” dan “waktu luang”

C. Bentuk Keterlekatan
Granovetter dalam “The Old and the New Economic Sociology” membedakan dua bentuk keterlekatan, yaitu :
1. Keterlekatan Relasional
Keterlekatan relasional merupakan tindakan ekonomi yang disituasikan secara sosial dan melekat dalam jaringan sosial personal yang sedang berlangsung di antara para aktor. Misalnya, tindakan ekonomi dalam hubungan pelanggan antara penjual dan pembeli merupakan suatu bentuk keterlekatan relasional.
Contoh, Andaikan ada seorang wanita sedang makan di sebuah restoran sendirian. Pada saat pesanan telah tiba, wanita itu berusaha tidak menampakkan sedang dalam keadaan sangat lapar. Lalu buka serbet perlahan dan ditempatkan pada bagian yang di anggap pantas. Kemudian perlahan ambil sendok atau sumpit dan menyendok atau menyumpit makanan juga secara perlahan. Lalu mengunyah makanan dengan perlahan. Ketika mengunyah makanan wanita itu berhati-hati agar tidak bersuara. Wanita itu melakukannya karena wanita itu sedang berinteraksi dengan orang lain, meskipun pengunjung restoran tersebut tidak satupun dikenal. Dan wanita itu makan sambil mengelola impresi atau kesan dihadapan orang lain.
2. Keterlekatan struktural
Keterlekatan struktural adalah keterlekatan yang terjadi dalam suatu jaringan hubungan yang lebih luas. Jaringan hubungan yang lebih luas, bisa meruapakan institusi atau struktur sosial. Struktur sosial adalah suatu pola hubungan atau interaksi yang terorganisir dalam suatu ruang sosial. Ikatan Dokter Indonesia(IDI), misalnya, merupakan struktur sosial, karena di dalamnya terdapat struktur yang terorganisir seperti ketua, sekretaris dan anggota, anggaran dasar dan rumahtangga, dan sebagainya.
Pemahaman tentang struktur sosial dikemukakan oleh berbagai para ahli sebagai berikut :
1. Thomas J.Sullivian dan Kenrick S. Thompson (1984) mengemukakan bahwa,”struktur sosial merupakan pola interaksi yang terorganisir dalam suatu kelompok atau masyarakat”.
2. James W. Vander zanden (1986) menjelaskan bahwa,”struktur sosial adalah saling keterkaitan dari interaksi dan hubungan orang-orang dalam pola yang stabil dan terus menerus”.
3. David B. Brinkenhoff dan Lynn K. White (1989) berpendapat bahwa”struktur sosial menunjuk pada suatu jaringan status atau posisi yang mana interaksinya diatur oleh norma sosial”.
Contoh fenomena ekonomi dari pasar swalayan. Pasar swalayan merupakan suatu struktur sosial di mana terdapat pola interaksi anatara pengusaha swalayan, karyawan, pemasok dan pembeli dalam aktivitas perdaganan terdapat aturan main, misalnya, jika ingin membawa suatu barang kerumah, maka pembeli harus terlebih dahulu membayarnya dikasir. Atau terdapat aturan main antara pengusaha swalayan dan pemasok serta antara pengusaha swalayan dan karyawan.
Keterlekatan yang terjadi di dalamnya melibatkan suatu jaringan hubungan yang lebh luas: antara pemilik swalayan dan karyawan, pemilik swalayan dan pemasok, serta antara karyawan dan pembeli.



D. Keterlekatan dan Pendekatan Lainnya
Perbandingan pendekatan keterlekatan dengan pendekatan lainnya yang diamksudkan adalah pendekatan-pendekatan pilihan rasional dan pendekatan ekonomi institusi baru.
1. Keterlekatan Versus Pilihan Rasional
Berperilaku rasional bermakna memaksimumkan keajegan perilaku yang diantisipasi atau diharapkan akan membawa imbalan atau hasil di masa akan datang.
Dalam hal ini rasional berarti :
- Aktor melakukan perhitungan dari pemanfaatan atau prefensi dalam pemilihan suatu bentuk tindakan.
- Aktor juga menghitung biaya bagi setiap jalur perilaku.
- Aktor berusaha memaksimalkan pemanfaatan untuk mencapai pilihan tertentu.
Menurut Granovetter pendekatan pilihan rasional merupakan bentuk ekstrem dari individualisme metodologis yang mencoba meletakkan suatu superstruktur yang luas di atas fundamen yang sempit, sebab pendekatan pilihan rasional tidak memperhatikan secara serius struktur jaringan sosial dan bagaimana struktur mempengaruhi hasil secara keseluruhan.
2. Keterlekatan Versus ekonomi Institusi Baru
Beberapa pandangan umum yang di punyai oleh teoritisi Ekonomi Institusi Baru antara lain :
- Arus-utama ekonomi harus berhubungan dengan institusi-institusi
- Analisa institusi-institusi yang selama ini terabaikan dapat digunakan secara langsung atas dasar prinsip-prinsip ekonomi neo-klasik.
Pendukung Ekonomi Institusi baru, menurut Granovetter dan swedberg (1992), merupakan suau kumpulan ekonom yang heterogen. Biaya transaksi ekonom adalah bahwa masalah-masalah yang terjadi pada titik simpul antara ekonomi, hukum, dan organisasi dapat dipecahkan, dengan asumsi bahwa institusi-institusi tersebut cenderung kepada kondisi-kondisi yang secara efisien mengurangi biaya transaksi.
Williamson(1985) memberi pengertian tentang kontrak nternal sebagai suatu transaksi barang dan jasa yang didefinisikan sebagai pertukaran barang dan jasa lintas batas teknologis. Yang dikemukakan oleh Williamson tersebut bagi Granovetter memperlihatkan terjadinya keterlekatan dalam kontrak, meskipun kelihatannya dilakukan secara formal. Sebab dalam kenyatannya bahwa semua hubungan bisnis dan transaksi paling tidak melibatkan proses interaksi dan hubungan social yang pada gilirannya menghasilkan kepercayaan dan saling percaya diri meski pada tingkat minimal.
E. Penerapan Konsep Keterlekatan
Dalam perilaku ekonomi tersebut melekat konsep kepercayaan (trust). Kepercayaan merupakan institusi sosial yang berakar dari hasil evolusi kekuatan-kekuatan politik,sosial,sejarah dan hukum, dipandang sebagai solusi yang efisien terhadap fenomena ekonomi tertentu.
Sebaliknya pendekatan aktor yang lebih tersosialisasi memandang bahwa kepercayaan merupakan moralitas umum dalam perilaku ekonomi. Moralitas tersebut dipandang sesuatu yang umum dan universal terjadi dalam perilaku ekonomi.
Pendekatan tersebut diatas mengabaikan identitas dan hubungan masa lampau para aktor yang terlibat dalam suatu interaksi sosial. Oleh karena itu pendekatan sosiologi ekonomi baru atau sering juga disebut pendekatan keterlekatan mengajukan pandangan yang lebih dinamis, yaitu bahwa kepercayaan tidak mucul dengan seketika tetapi terbit dari proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar